BELAJAR CERBUNG KU
DUNIA MAYA (I)
Dunia maya
Tidak jarang , anak dari orang tua yang ber-latar
belakang orang kaya dapat memiliki segalanya dan kata orang juga tidak banyak
orang yang kaya selalu menang. Nia adalah satu dari sejuta orang di dunia yang
beruntung , di lahirkan dari keluarga yang kaya. ayahnya menjadi seorang
Direktur di sebuah perusahaan besar di daerahnya dan Ibunya memiliki usaha
batik , yang bisa di bilang menerusakan usaha turun temurun dari Eyangnya. Tapi
sayang, dia tidak bisa mengelola apa yang orang tuanya berikan. Dia hanya bisa
menghambur hamburkan apa yang telah ia dapatkan dari orangtuanya. Dan seperti
apa yang telah di bilang, orang kaya dapat memiliki segalanya, dengan apa yang
Nia peroleh saat ini, ia dapat bersekolah di salahsatu sekolah ternama dan terakreditasi
berkat orangtuanya. Walaupun ilmu yang
di guankannya untuk mendpatkan sekolah itu tidak seberapa, tapi karena lantaran
ia malu dengan teman temannya, karena sebenarnya klau tanpa berkat orang tuanya
, hanya dia sendiri di antara Fanda, Dila, dan Ziea yang tidak dapat masuk di
sana.
‘’ Yah , aku mohon aku ingin skali masuk di
sekolahan itu. Masa’ aku sendiri yang tidak masuk sana ?’’ gerutunya saat ia
tahu , dia tidak masuk dalam jornal di sekolah yang ia inginka.
‘’Tapi kamu memang tidak mampu untuk di sana.
Daripada kamu sekarang bisa di sana, tapi akhirnya kamu tidak bisa mengikuti ?
lagian kamu juga sukanya uma malas malasan saja’’. Tolak Ayahnya di damping
dengan nasihat.
‘’Aku janji Yah, kalau aku masuk di sekolah itu akau
akan giat dan rajin belajar yah, sungguh..’’ bujuknya. Orangtuanyapun menuruti
apa yang ia minta. ‘’ Ayah pegang janji kamu’’ jawab Ayahnya dengan tersenyum tipis. Betapa gembiranya hati Nia saat dia di ijinkan untuk
belajar di sekolah impiannya itu.
Lain latarbelakang lain pula kisah Maya, yang
terlahir dari keluarga yang sederhana, dan serba berkecukupan ,namun dia bisa
berdampingan sekolah dengan Nia berkat usahanya sendiri. Bukan karena limpahan
harta orangtuanya.
Pagi
itu adalah hali pertama masuk ke sekolahan itu bisa di namakan MOC. Semua anak
antusias mengikuti kegiatan itu, walaupun pasti ada bentakan bentakan dari
senior senior yang menyuruh ini itu. Sebagai siswa baru,cuma bisa mengikuti ,
karena itupun menjadi hal yang umum dan wajar setiap ada ajaran baru. Nia yang
bersama ke tiga temannya pun ikut serta antusias, walaupun bisa di bilang Nia
yang paling manja di antara ber-4 itu. Dan saat itu juga , anak anak (siswa
baru) di suruh oleh senior untuk meminta foto dan tandatangan oleh senior senior
kelas 3 yang sudah tertera namanya, dan mereka harus mencari sendi orangnya.
Dengan modal malu, takut dan sebal mereka mencari cari senior yang tertera di
daftar , dan mereka mulai bertanya tanya kepada kaka kelas lain, tapi susah.
Orang yang tertera di daftar itu bagaikan *Mencari Jarum Di Tumpukan Jerami*,
karena seolah olah mereka bersembunyi ke suatu tempat agar tidak di temukan
oleh calon calon adik kelas mereka.
Nia
mulai sebal dan malas untuk melanjutkan kegiatan itu. Dia malah pergi ke kantin
untuk makan. ‘’Eh Ni, belum waktunya makan ! nanti kamu bisa di marahin senior
‘’. Kata Dila sambil menepuk bahu Nia. ‘’Ini masalah perut nggak bisa di
kompromi lagi, lagian aku udah males cari cari senior. Yang pada ngumpet itu’’
ktanya sambil memegang sendok .
‘’Terserah, yang penting aku udah ngasi tau’’ Kata
Dila, sambil pergi meninggalkan Nia untuk melanjutkan mencari senior. Fanda,
Dila, dan Ziea melanjutkan mencari nama-nama senior yang tertera di daftar itu.
Mereka mencoba bertanya tanya lagi, sampai akhirnya mereka mendapatkan 5
senior. Lalu saat waktu istirahat, mereka pergi ke kantin untuk istirahat dan
untuk menemui Nia. “ Kita udah dapat 5.. kamu gimana ?”, tanya Fanda .” iya,
ini udah setengah hari lho. Padahal kita harus mencari paling tidak 10 nama
hari ini” tambah Ziea kepada Nia. “ Aku males ah, apa gunanya coba , kita nyari
nyari senior itu. Tujuan kita kan di sini mau sekolah, bukan buat cari cari
kaya gitu” jawabnya ketus. “ Hati-hati kalau bicara, bisa bisa kamu di habisi
sama senior lho!” sahut Dila. “ Iya..iya, nanti aku cari”. Jawabnya.
Di
lain sisi, masih ada anak yang berfikir beda 1800 dengan Nia. Ia
mengerjakan tugasnya sebaik mungkin. Walaupun ia mendapatkan olok-olok oleh
senior, tapi ia ridak putus semangat. Ia anggap ini bukan tugas, tapi ha itu ia
anggap sebagai cara agar ia bisa kenal dan bisa menghargai senior. Karena bukan
tidak mungkin, besok dia akan menjadi satu dengan senior-senior itu. Walaupun
masih banyak kaka’ kelas, setidaknya kenal sedikit demi sedikit. Saat istirahat
ia pergi ke kantin,sendirian. Tidak seperti anak yang lainnya, yang bisa
membeli makanan yang ada di kantin. Ia hanya membeli minum saja, dan ia memakan
bekal makanan yang di bawakan ibunya pagi tadi. Belum sampai ia menghabisakan
makanannya, ia di hampiri oleh anak yang sama-sama se-angkatannya. “ Hai, boleh
aku duduk di sini ?”, tanya seorang perempuan beramput kriting, yang berdiri di
sebelah kursi Maya. “ Tentu boleh. Seilahkan “ jawab Maya dengan halus.
“ Boleh kenalan ? Namaku Rani...” kata perempuan
berambut kriting itu. “ Boleh, aku maya. Senang berkrnalan dengan mu...” jawab
Maya sambil menyodorkan tangannya. Akhirnya mereka berdua saling ngobrol. “ Kamu udah dapet
berapa nama ?” tanya Rani. “ Aku dapat 8 nama, kalau kamu ?” jawabnya, sambil
kembali bertanya. “ Aku 7 nama, boleh nanti kita cari sama-sama sama? Kalau
kamu tidak keberatan” ajak Rani dengan ramah. “ Tentu, aku malah suka kalau ada
teman” jawabnyapun ramah.
Saat
waktu istirahat selesai, semua anak calon murid baru itu mencari nama nama
senior yang telah ada di daftar. Waktu tinggal 2 jam lagi, sedangkan Nia baru
saja mulai mencarinya. Sampai setengah
waktu itu ia mendapatkan 3 nama. Dia bingung bagaiman alagi, sedangkan ketiga
temannya sudah mendapatkan 8 nama. “ Susah banget sih carinya ! apa mending aku
palsu aja ya tanda tangannya?” katanya kepada ketiga temannya. “ Kamu jangan
cari masalah, pasti senior tau siapa yang sudah minta tanda tangan dan belum. Kan
mereka menulis nama kita...” jelas Ziea kepada Nia. “ Lalu bagai mana ini ??
tinggal 1 jam lagi....!!” keluhnya.
“ Ya udah, mending sekarang cari aja seadanya.
Masalah Cuma dapet berapa ,nanti kamu bisa cari alas an kan ?” usul Dila. “ Ya
udah lah, aku nggak peduli nanti bagaimana.
Setelah
dua jam terlampaui, calon murid baru di kumpulkan lagi di lapangan sekolah.
(Maaf jika ada salah dalam penulisan)